Mengenal Bahasa Batak Lebih Dekat
BECAK SIANTAR - Mengenal Bahasa Batak Lebih Dekat. Rumpun bahasa Batak adalah sekelompok bahasa yang dituturkan di Sumatera Utara. Kelompok ini dimasukkan ke dalam kelompok yang dijuluki Northwest Sumatra-Barrier Islands dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia.
Bahasa Batak mempunyai aksara bernama Surat Batak
Bahasa Sumatera bagian Utara dibagi menjadi tiga kelompok :
Kelompok Utara
Alas-Kluet
Bahasa Batak Alas-Kluet adalah sebuah bahasa yang dituturkan di timurlaut Tapaktuan dan di sekitar Kutacane, Aceh. Pada tahun 2000, jumlah penutur bahasa ini mencapai 195.000 jiwa. Banyak orang menolak label "Batak" karena alasan konotasi budayanya. Sementara itu, tidak diketahui pasti apakah bahasa ini merupakan bahasa tunggal atau bukan.
Dialek bahasa ini memiliki 3 dialek: dialek Alas, dialek Kluet, dan dialek Singkil atau Kade-Kade. Dialek Alas mungkin serupa dengan Bahasa Batak Karo, sementara dialek Kluet dan Singkil cenderung dekat dengan Bahasa Pakpak.
Dairi
Bahasa Batak Pakpak atau Batak Dairi adalah sebuah bahasa yang terdapat di provinsi Sumatera Utara. Bahasa Pakpak dipakai oleh penduduk yang bermukim di wilayah Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat di Sumatera Utara dan sebagian wilayah kabupaten Singkil daratan di Aceh.
Bahasa Pakpak juga terdapat di wilayah Parlilitan yang masuk wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dan wilayah Manduamas yang merupakan bagian dari Kabupaten Tapanuli Tengah.
Percakapan sehari-hari
Njuah-njuah adalah ungkapan yang paling sering diucapkan pada saat membuka atau mengakhiri percakapan artinya sehat selalu (mirip dengan Horas dalam bahasa Toba atau Mejuah-juah dalam bahasa Karo).
Karo
Bahasa Karo adalah bahasa yang digunakan oleh suku Karo yang mendiami Dataran Tinggi Karo (Kabupaten Karo), Langkat, Deli Serdang, Dairi, Medan, hingga ke Aceh Tenggara di Indonesia.
Bahasa Karo secara historis ditulis menggunakan aksara Karo atau sering juga disebut Surat Aru/Haru yang merupakan turunan dari aksara Brahmi dari India kuno. namun kini hanya sejumlah kecil orang Karo dapat menulis atau memahami aksara Karo, dan sebaliknya aksara Latin yang digunakan .
Jumlah penutur bahasa karo sekitar 600.000 orang pada tahun 1991
Kelompok Selatan
Toba
Bahasa Batak Toba adalah salah satu bahasa daerah yang terutama dipertuturkan di daerah sekitar Danau Toba dan sekitarnya, meliputi Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara dan Toba Samosir, Sumatera Utara, Indonesia. Bahasa Batak Toba termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia, dan merupakan bagian dari kelompok bahasa-bahasa Batak.
Saat ini diperkirakan terdapat kurang-lebih 2.000.000 orang penutur Bahasa Batak Toba, yang tinggal di bagian barat dan selatan Danau Toba. Penulisan bahasa ini dalam sejarahnya pernah menggunakan aksara Batak, namun saat ini para penuturnya hampir selalu menggunakan aksara Latin untuk menuliskannya.
Herman Neubronner van der Tuuk adalah salah seorang pionir awal penelitian atas Bahasa Batak Toba, yaitu dalam aktivitasnya menulis Alkitab berbahasa Batak Toba.
Kata-kata dalam Bahasa Toba
Berikut adalah Contoh kecil Kata-kata dalam Bahasa Toba:
Angkola
Bahasa Batak Angkola adalah bahasa yang paling mirip dengan bahasa Batak Toba, di samping letak geografis yang berdekatan, bahasa Angkola sedikit lebih lembut intonasinya daripada bahasa Toba. Bahasa Batak Angkola meliputi daerah Padangsidempuan, Batang Toru, Sipirok, dan seluruh bagian kabupaten Tapanuli Selatan.
Bahasa Mandailing, merupakan rumpun bahasa Batak, dengan pengucapan yang lebih lembut lagi dari bahasa Angkola, bahkan dari bahasa Batak Toba. Mayoritas penggunaannya di daerah Kabupaten Mandailing-Natal tapi tidak termasuk bahasa Natal.
Mandailing
Bahasa Mandailing adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa Batak. Mayoritas penuturnya menghuni daerah Mandailing Natal, Padang Lawas, dan Padang Lawas Utara.
Bahasa Mandailing berbeda dari bahasa Natal, yang merupakan dialek bahasa Minangkabau.
Kelompok Perantara
Simalungun
Bahasa Simalungun atau Sahap Simalungun (dalam bahasa Simalungun) adalah bahasa yang digunakan oleh suku Simalungun yang mendiami Kabupaten Simalungun, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Dairi, Medan, hingga ke Tapanuli di Indonesia.
Klasifikasi Bahasa
Penelitian P. Voorhoeve (seorang ahli bahasa Belanda, pernah menjabat sebagai taalambtenaar Simalungun tahun 1937), menyatakan bahwa bahasa Simalungun merupakan bagian dari rumpun Austronesia yang lebih dekat dengan bahasa Sansekerta yang memengaruhi banyak bahasa daerah lain di Indonesia.
Kedekatan ini ditunjukkan dengan huruf penutup suku mati:
Pandangan umum mengkategorikan Bahasa Simalungun sebagai bagian dari Bahasa Batak, namun Uli Kozok (filolog) mengatakan bahwa secara sejarah bahasa ini merupakan cabang dari rumpun selatan yang berbeda/terpisah dari bahasa-bahasa Batak Selatan sebelum terbentuknya bahasa Toba atau Mandailing. Beberapa kata dalam Bahasa Simalungun memang memiliki persamaan dengan bahasa Toba atau Karo yang ada di sekitar wilayah tinggalnya suku Simalungun, namun Pdt. Djaulung Wismar Saragih menerangkan bahwa ada banyak kata yang penulisannya sama dalam bahasa Simalungun dan Toba namun memiliki makna yang berlainan.
Dialek dan Ragam Bahasa
Henry Guntur Tarigan membedakan dialek bahasa Simalungun ke dalam 4 macam dialek:
Demikian tulisan mengenai Mengenal Bahasa Batak Lebih Dekat. Lebih lanjut kita akan bahas mengenai Aksara Batak Toba. Horas. [Becak Siantar]
Referensi : Wikipedia Bahasa Indonesia.
Bahasa Batak mempunyai aksara bernama Surat Batak
Bahasa Sumatera bagian Utara dibagi menjadi tiga kelompok :
- Utara,
- Simalungun dan
- Selatan.
Wanita batak dengan pakaian adar untuk manortor - Ilustrasi |
Kelompok Utara
Alas-Kluet
Bahasa Batak Alas-Kluet adalah sebuah bahasa yang dituturkan di timurlaut Tapaktuan dan di sekitar Kutacane, Aceh. Pada tahun 2000, jumlah penutur bahasa ini mencapai 195.000 jiwa. Banyak orang menolak label "Batak" karena alasan konotasi budayanya. Sementara itu, tidak diketahui pasti apakah bahasa ini merupakan bahasa tunggal atau bukan.
Dialek bahasa ini memiliki 3 dialek: dialek Alas, dialek Kluet, dan dialek Singkil atau Kade-Kade. Dialek Alas mungkin serupa dengan Bahasa Batak Karo, sementara dialek Kluet dan Singkil cenderung dekat dengan Bahasa Pakpak.
Dairi
Bahasa Batak Pakpak atau Batak Dairi adalah sebuah bahasa yang terdapat di provinsi Sumatera Utara. Bahasa Pakpak dipakai oleh penduduk yang bermukim di wilayah Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat di Sumatera Utara dan sebagian wilayah kabupaten Singkil daratan di Aceh.
Bahasa Pakpak juga terdapat di wilayah Parlilitan yang masuk wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dan wilayah Manduamas yang merupakan bagian dari Kabupaten Tapanuli Tengah.
Percakapan sehari-hari
Njuah-njuah adalah ungkapan yang paling sering diucapkan pada saat membuka atau mengakhiri percakapan artinya sehat selalu (mirip dengan Horas dalam bahasa Toba atau Mejuah-juah dalam bahasa Karo).
- Bapa artinya Bapak
- Inang artinya Ibu
- Kaka artinya kakak/abang
- Anggi artinya adek
Karo
Bahasa Karo adalah bahasa yang digunakan oleh suku Karo yang mendiami Dataran Tinggi Karo (Kabupaten Karo), Langkat, Deli Serdang, Dairi, Medan, hingga ke Aceh Tenggara di Indonesia.
Bahasa Karo secara historis ditulis menggunakan aksara Karo atau sering juga disebut Surat Aru/Haru yang merupakan turunan dari aksara Brahmi dari India kuno. namun kini hanya sejumlah kecil orang Karo dapat menulis atau memahami aksara Karo, dan sebaliknya aksara Latin yang digunakan .
Jumlah penutur bahasa karo sekitar 600.000 orang pada tahun 1991
Kelompok Selatan
Toba
Bahasa Batak Toba adalah salah satu bahasa daerah yang terutama dipertuturkan di daerah sekitar Danau Toba dan sekitarnya, meliputi Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara dan Toba Samosir, Sumatera Utara, Indonesia. Bahasa Batak Toba termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia, dan merupakan bagian dari kelompok bahasa-bahasa Batak.
Saat ini diperkirakan terdapat kurang-lebih 2.000.000 orang penutur Bahasa Batak Toba, yang tinggal di bagian barat dan selatan Danau Toba. Penulisan bahasa ini dalam sejarahnya pernah menggunakan aksara Batak, namun saat ini para penuturnya hampir selalu menggunakan aksara Latin untuk menuliskannya.
Herman Neubronner van der Tuuk adalah salah seorang pionir awal penelitian atas Bahasa Batak Toba, yaitu dalam aktivitasnya menulis Alkitab berbahasa Batak Toba.
Kata-kata dalam Bahasa Toba
Berikut adalah Contoh kecil Kata-kata dalam Bahasa Toba:
Bahasa Toba
|
Bahasa Indonesia
|
---|---|
horas | selamat datang |
ahu/au | saya |
hu | saya (kepunyaan) |
aha | apa |
ise | siapa |
rongkap (rokkap) | jodoh |
haol | memeluk |
tonggi | manis |
mauliate | terima kasih |
Didia do ho saonari | di mana kamu sekarang? |
Aha do maksudmu | apa maksudmu? |
Santabi, namanungkun do | Maaf, sekedar bertanya saja |
Oooo Ise do tahe hamu na? | Ooo siapa sebenarnya Anda |
Si Zekong do au, na naing mangan do ahu | Aku si Zekong, sedang mau makan sebenarnya aku |
Molo martelepon antong paboa parjolo goarmu dah | Kalau bertelepon ada baiknya memberitahukan nama dahulu |
Olo, marsantabi majo au | Ya, maafkanlah aku |
Di restoran do au saonari, ro maho | di restoran aku sekarang, datang saja kamu |
Ok ok, mauliate | baiklah terimakasih |
Ise do tahe goarmu? | Siapa sebenarnya namamu? |
Toema, roma hamu | Baiklah, datang saja kamu |
Angkola
Bahasa Batak Angkola adalah bahasa yang paling mirip dengan bahasa Batak Toba, di samping letak geografis yang berdekatan, bahasa Angkola sedikit lebih lembut intonasinya daripada bahasa Toba. Bahasa Batak Angkola meliputi daerah Padangsidempuan, Batang Toru, Sipirok, dan seluruh bagian kabupaten Tapanuli Selatan.
Bahasa Mandailing, merupakan rumpun bahasa Batak, dengan pengucapan yang lebih lembut lagi dari bahasa Angkola, bahkan dari bahasa Batak Toba. Mayoritas penggunaannya di daerah Kabupaten Mandailing-Natal tapi tidak termasuk bahasa Natal.
Mandailing
Bahasa Mandailing adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa Batak. Mayoritas penuturnya menghuni daerah Mandailing Natal, Padang Lawas, dan Padang Lawas Utara.
Bahasa Mandailing berbeda dari bahasa Natal, yang merupakan dialek bahasa Minangkabau.
Kelompok Perantara
Simalungun
Bahasa Simalungun atau Sahap Simalungun (dalam bahasa Simalungun) adalah bahasa yang digunakan oleh suku Simalungun yang mendiami Kabupaten Simalungun, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Dairi, Medan, hingga ke Tapanuli di Indonesia.
Klasifikasi Bahasa
Penelitian P. Voorhoeve (seorang ahli bahasa Belanda, pernah menjabat sebagai taalambtenaar Simalungun tahun 1937), menyatakan bahwa bahasa Simalungun merupakan bagian dari rumpun Austronesia yang lebih dekat dengan bahasa Sansekerta yang memengaruhi banyak bahasa daerah lain di Indonesia.
Kedekatan ini ditunjukkan dengan huruf penutup suku mati:
- "Uy" dalam kata babuy dan apuy.
- "G" dalam kata dolog.
- "B" dalam kata abab.
- "D" dalam kata bagod.
- "Ah" dalam kata babah atau sabah.
- "Ei" dalam kata simbei.
- "Ou" dalam kata lopou atau sopou.
Pandangan umum mengkategorikan Bahasa Simalungun sebagai bagian dari Bahasa Batak, namun Uli Kozok (filolog) mengatakan bahwa secara sejarah bahasa ini merupakan cabang dari rumpun selatan yang berbeda/terpisah dari bahasa-bahasa Batak Selatan sebelum terbentuknya bahasa Toba atau Mandailing. Beberapa kata dalam Bahasa Simalungun memang memiliki persamaan dengan bahasa Toba atau Karo yang ada di sekitar wilayah tinggalnya suku Simalungun, namun Pdt. Djaulung Wismar Saragih menerangkan bahwa ada banyak kata yang penulisannya sama dalam bahasa Simalungun dan Toba namun memiliki makna yang berlainan.
Dialek dan Ragam Bahasa
Henry Guntur Tarigan membedakan dialek bahasa Simalungun ke dalam 4 macam dialek:
- Silimakuta.
- Raya.
- Topi Pasir (Horisan).
- Jahe-jahe (pesisir pantai timur).
Demikian tulisan mengenai Mengenal Bahasa Batak Lebih Dekat. Lebih lanjut kita akan bahas mengenai Aksara Batak Toba. Horas. [Becak Siantar]
Referensi : Wikipedia Bahasa Indonesia.
loading...
No comments
Berkomentarlah Sesuai Topik. Jangan pasang link atau link tersembunyi di dalam komentar, karena akan kami hapus (pilih Name/URL bila ingin menuliskan URL / Link anda). Kami tidak betanggung jawab Isi komentar anda, oleh karena itu, berlakulah sopan.