Siantar Butuh Kawasan Industri Yang Tepat dan Terukur
BECAKSIANTAR.COM - Kawan-kawan Anak Siantar (AS) yang terkasih. Tulisan saya ini merupakan hasil diskusi yang panjang di Media Sosial, Group Facebooker Anak Siantar. Pekan lalu saya melontarkan sebuah postingan di grup tsb dengan judul: “Siantar mau dibangun pabrik-pabrik, dengan argumentasi menyerap tenaga kerja?” (Silahkan Baca Disini)
Postingan tersebut melahirkan diskusi yang sangat saya nikmati karena hampir semua yang berkontribusi dalam diskusi tersebut melontarkan ide-ide terbaiknya tanpa adanya kesan menggurui, memaksakan kehendak / pemikirannya, merasa paling benar / paling memahami persoalan dan tidak ada yang saling mangalesengi apalagi marbadai.
Bertolak dari diskusi itu, saya ingin memaparkan beberapa kesimpulan yang perlu kita garisbawahi. Kesimpulan yang dimaksud khusus tentang apakah Siantar membutuhkan kawasan industi manufaktur / pabrikasi. Adapun kesimpulan berkaitan dengan Siantar sebagai Kota Pendidikan dan Pariwisata yang juga berkembang pada diskusi tsb akan saya coba simpulkan pada postingan berikutnya.
Siantar Butuh Kawasan Industri Yang Tepat dan Terukur
Kesimpulan tentang apakah Siantar membutuhkan kawasan industi manufaktur di postingan ini bukanlah pokok pikiran saya pribadi, melainkan semacam rangkuman dari pokok-pokok pikiran (highlights) kawan-kawan AS yang ikut berkontribusi dalam diskusi tsb. Simak dibawah ini.
1. Untuk meningkatkan perekonomian, dibutuhkan pengembangan industri rumah tangga, industi kreatif maupun industri pertanian hidroponik di Siantar.
2. Kawan-kawan AS yang berkontribusi pada diskusi ini tidak apriori terhadap ide pengembangan industri manufaktur. Siantar membutuhkan pengembangan industri manufaktur terpadu untuk menyerap tenaga kerja dengan cepat dan dalam jumlah yang signifikan, mengingat tingkat pengangguran di Siantar saat ini cukup tinggi, yaitu 7.145 jiwa (BPS: 2003).
3. Dengan angka pengangguran sebesar itu, cukup hanya 5-10 manufaktur skala menengah yang dikembangkan di Siantar, dengan asumsi sebuah manufaktur/pabrik dapat menyerap 1.000-2.000 tenaga kerja.
4. Pengembangan industri manufaktur terpadu harus direncanakan dengan matang, hati-hati dan terukur agar dapat meminimalisir berbagai dampak lingungan dan sosial yang kurang baik. Hal ini berarti harus juga mempertimbangkan AMDAL, RTRW Siantar serta berapa jumlah manufaktur yang ideal untuk dikembangkan di Siantar.
5. Beberapa jenis industri manufaktur yang dapat dikembangkan karena ketersediaan bahan baku di Siantar dan sekitarnya adalah industri pengolahan air minum dalam kemasan, pabrik ban dan industri pengolahan kelapa sawit.
6. Untuk mendukung pengembangan industri manufaktur terpadu tsb dibutuhkan pembenahan infrastuktur, baik sumber energi, jalan raya maupun akses transportasi barang menuju pelabuhan Belawan dan Kuala Tanjung, misalnya dengan Kereta Api.
7. Untuk mewujudkan semua hal itu, dibutuhkan calon Walikota yang visioner, berpendidikan, pekerja keras, berpengalaman menggandeng investor dan memahami cara berpikir/perilaku investor dengan tetap mengutamakan kepentingan masyarakat diatas segalanya.
Nasai majo jo rangkumanna. Horas-Horas Kasih. Tuhan Memberkati.
Oleh: Reinhard Nainggolan (Anggota Group Faceboker Anak Siantar)
Ist.
Reinhard Nainggolan
|
Bertolak dari diskusi itu, saya ingin memaparkan beberapa kesimpulan yang perlu kita garisbawahi. Kesimpulan yang dimaksud khusus tentang apakah Siantar membutuhkan kawasan industi manufaktur / pabrikasi. Adapun kesimpulan berkaitan dengan Siantar sebagai Kota Pendidikan dan Pariwisata yang juga berkembang pada diskusi tsb akan saya coba simpulkan pada postingan berikutnya.
Siantar Butuh Kawasan Industri Yang Tepat dan Terukur
Kesimpulan tentang apakah Siantar membutuhkan kawasan industi manufaktur di postingan ini bukanlah pokok pikiran saya pribadi, melainkan semacam rangkuman dari pokok-pokok pikiran (highlights) kawan-kawan AS yang ikut berkontribusi dalam diskusi tsb. Simak dibawah ini.
1. Untuk meningkatkan perekonomian, dibutuhkan pengembangan industri rumah tangga, industi kreatif maupun industri pertanian hidroponik di Siantar.
2. Kawan-kawan AS yang berkontribusi pada diskusi ini tidak apriori terhadap ide pengembangan industri manufaktur. Siantar membutuhkan pengembangan industri manufaktur terpadu untuk menyerap tenaga kerja dengan cepat dan dalam jumlah yang signifikan, mengingat tingkat pengangguran di Siantar saat ini cukup tinggi, yaitu 7.145 jiwa (BPS: 2003).
3. Dengan angka pengangguran sebesar itu, cukup hanya 5-10 manufaktur skala menengah yang dikembangkan di Siantar, dengan asumsi sebuah manufaktur/pabrik dapat menyerap 1.000-2.000 tenaga kerja.
4. Pengembangan industri manufaktur terpadu harus direncanakan dengan matang, hati-hati dan terukur agar dapat meminimalisir berbagai dampak lingungan dan sosial yang kurang baik. Hal ini berarti harus juga mempertimbangkan AMDAL, RTRW Siantar serta berapa jumlah manufaktur yang ideal untuk dikembangkan di Siantar.
5. Beberapa jenis industri manufaktur yang dapat dikembangkan karena ketersediaan bahan baku di Siantar dan sekitarnya adalah industri pengolahan air minum dalam kemasan, pabrik ban dan industri pengolahan kelapa sawit.
6. Untuk mendukung pengembangan industri manufaktur terpadu tsb dibutuhkan pembenahan infrastuktur, baik sumber energi, jalan raya maupun akses transportasi barang menuju pelabuhan Belawan dan Kuala Tanjung, misalnya dengan Kereta Api.
7. Untuk mewujudkan semua hal itu, dibutuhkan calon Walikota yang visioner, berpendidikan, pekerja keras, berpengalaman menggandeng investor dan memahami cara berpikir/perilaku investor dengan tetap mengutamakan kepentingan masyarakat diatas segalanya.
Nasai majo jo rangkumanna. Horas-Horas Kasih. Tuhan Memberkati.
Oleh: Reinhard Nainggolan (Anggota Group Faceboker Anak Siantar)
loading...
kalau jadi kawasan industri nanti banyak efek negatifnya donk mas,mendingan kita membudidayakan alam kotanya sendiri supaya alam juga akan menghargai kita
ReplyDeleteIzin berkunjung dan menyimak langsung artikelnya gan??
ReplyDelete