"Kekuatan Cinta Sang Mamak" Sebuah Cerita Mengharukan
BECAK SIANTAR - Cerita singkat ini ditujukan kepada Ibu, Mama, Mother, Omak, yang sungguh-sungguh mencintai kita Anaknya. Selamat menyimak Cerita di bawah ini.
Tap tap tap taap.. Langkah si Mamak menapaki pematang sawah yang sedang dijalaninya dengan menggenggam sebuah benda di tangan kananya dan tangan kirinya tetap memegang sarung yang dijadikan rok agar tidak terkena lumpur.
Beberapa saat si Mamak pun sampai di depan ruang sekolah anaknya. Sambil ngos-ngosan (kebayang jarak rumah ke sekolah anaknya kira-kira 4 km) dan harus melewati pematang sawah dan rawa-rawa yang dipenuhi dengan rumput liar.
Tok tok tok.. “Permisi, Bu Guru”, tanyanya dengan logat khas Sumatera yang masih ngos-ngosan hs hs hsss hsss..
“Pagi, Nantulang. Ai aha na masa? (ada apa gerangan?)”, tanya Ibu Gultom sang guru yang sedang mengajar Matematika di kelas 4 itu.
“Hs hs hssss mmm ini, Bu Guru. Ada perlu dengan dengan anak ku si Gokma”, jawabnya kembali.
“Gokma.. Gokma.. Ke sini kau. Ada Mamak mu datang mau ketemu”, Bu Gultom seraya memanggil muridnya.
Dengan langkah tertatih-tatih yang hanya beralaskan sendal jepit dengan tali plastik yang mengikat sendalnya yang sudah putus, sang anak maju ke depan kelas.
“Hss hssss hsssss.. Gokma, ini belebas mu, Nak. Tadi Mamak lihat di tikar. Ketinggalan belebas mu, Nak”, si Mamak pun langsung berkata kepada si anak.
Ternyata belebas si Gokma ketinggalan dan si Mamak menemukannya di tikar sewaktu mau membereskan tikar yang biasa mereka pakai untuk tidur, makan bahkan tempat alas belajar ketiga anaknya.
Lalu si Gokma berkata, “Mak, ini bukan belebas ku. Aku kan tidak pernah lupa bawa buku pensil sama belebas ku kalau ke sekolah”.
“Ingga, Gokma. Ini belebas mu. Makanya cepat-cepat tadi Mamak ke sekolah. Biar ada ada kau pakai. Nanti kalau diperiksa guru-mu terus kau tidak membawanya, pasti dihukum kau nanti”, sahut si Mamak sambil memberikan belebas yg dipegang di tangan kanannya.
Lalu dengan cepat Gokma menjawab kembali, “Mamak ini.. Cok tengok Mamak lahh kan ada namanya di belebas itu. Itu belebas Kak Meri”.
Sambil memegang dan menunjukkan nama yang tertera di balik benda itu, Gokma pun memperlihatkan ke Mamak-nya, “Tengok Mak. Ini nama Kak Meri”.
“Bahh iya nya.. Maklum lah Nak. Mamak mu ga bisa baca. Kupikir tadi punya mu”, jawab si Mamak. “Tahee oto nai au on”, sambung si Mamak.
“Ya sudah yaa. Maaf Bu Guru. Parmisi jo dhaa”, jawab si Mamak sambil pergi meninggalkan ruangan kelas Gokma dan menuju sekolah anaknya yang pertama namanya Meri yang duduk di kelas 2 di SMP Negeri yang jaraknya ‘hanya’ 3 km saja dari SD Inpres tempat Gokma bersekolah…. hs hss hsss hssss
Aaaaahhh Omaak.. Omak..
Sumber: Status Facebook Anggota Group Anak Siantar
Keterangan: Belebas = Penggaris
Daniel TA Harahap
Foto Ilustrasi
|
Tap tap tap taap.. Langkah si Mamak menapaki pematang sawah yang sedang dijalaninya dengan menggenggam sebuah benda di tangan kananya dan tangan kirinya tetap memegang sarung yang dijadikan rok agar tidak terkena lumpur.
Beberapa saat si Mamak pun sampai di depan ruang sekolah anaknya. Sambil ngos-ngosan (kebayang jarak rumah ke sekolah anaknya kira-kira 4 km) dan harus melewati pematang sawah dan rawa-rawa yang dipenuhi dengan rumput liar.
Tok tok tok.. “Permisi, Bu Guru”, tanyanya dengan logat khas Sumatera yang masih ngos-ngosan hs hs hsss hsss..
“Pagi, Nantulang. Ai aha na masa? (ada apa gerangan?)”, tanya Ibu Gultom sang guru yang sedang mengajar Matematika di kelas 4 itu.
“Hs hs hssss mmm ini, Bu Guru. Ada perlu dengan dengan anak ku si Gokma”, jawabnya kembali.
“Gokma.. Gokma.. Ke sini kau. Ada Mamak mu datang mau ketemu”, Bu Gultom seraya memanggil muridnya.
Dengan langkah tertatih-tatih yang hanya beralaskan sendal jepit dengan tali plastik yang mengikat sendalnya yang sudah putus, sang anak maju ke depan kelas.
“Hss hssss hsssss.. Gokma, ini belebas mu, Nak. Tadi Mamak lihat di tikar. Ketinggalan belebas mu, Nak”, si Mamak pun langsung berkata kepada si anak.
Ternyata belebas si Gokma ketinggalan dan si Mamak menemukannya di tikar sewaktu mau membereskan tikar yang biasa mereka pakai untuk tidur, makan bahkan tempat alas belajar ketiga anaknya.
Lalu si Gokma berkata, “Mak, ini bukan belebas ku. Aku kan tidak pernah lupa bawa buku pensil sama belebas ku kalau ke sekolah”.
“Ingga, Gokma. Ini belebas mu. Makanya cepat-cepat tadi Mamak ke sekolah. Biar ada ada kau pakai. Nanti kalau diperiksa guru-mu terus kau tidak membawanya, pasti dihukum kau nanti”, sahut si Mamak sambil memberikan belebas yg dipegang di tangan kanannya.
Lalu dengan cepat Gokma menjawab kembali, “Mamak ini.. Cok tengok Mamak lahh kan ada namanya di belebas itu. Itu belebas Kak Meri”.
Sambil memegang dan menunjukkan nama yang tertera di balik benda itu, Gokma pun memperlihatkan ke Mamak-nya, “Tengok Mak. Ini nama Kak Meri”.
“Bahh iya nya.. Maklum lah Nak. Mamak mu ga bisa baca. Kupikir tadi punya mu”, jawab si Mamak. “Tahee oto nai au on”, sambung si Mamak.
“Ya sudah yaa. Maaf Bu Guru. Parmisi jo dhaa”, jawab si Mamak sambil pergi meninggalkan ruangan kelas Gokma dan menuju sekolah anaknya yang pertama namanya Meri yang duduk di kelas 2 di SMP Negeri yang jaraknya ‘hanya’ 3 km saja dari SD Inpres tempat Gokma bersekolah…. hs hss hsss hssss
Aaaaahhh Omaak.. Omak..
Sumber: Status Facebook Anggota Group Anak Siantar
Keterangan: Belebas = Penggaris
loading...
No comments
Berkomentarlah Sesuai Topik. Jangan pasang link atau link tersembunyi di dalam komentar, karena akan kami hapus (pilih Name/URL bila ingin menuliskan URL / Link anda). Kami tidak betanggung jawab Isi komentar anda, oleh karena itu, berlakulah sopan.