Ikan Mati Mendadak di Marihat Bukit - Petani Rugi Jutaan
BECAK SIANTAR | Ikan Mati Mendadak di Marihat Bukit - Petani Rugi Jutaan | Berita dari Marihat Bukit, Kecamatan Gunung Malela Simalungun. Ikan Mati Mendadak di Marihat Bukit - Petani Rugi Jutaan Rupiah demikian seperti yang dilansir oleh Metro Siantar.
Lebih lanjut berita mengenai Ikan Mati Mendadak di Marihat Bukit - Petani Rugi Jutaan di bawah ini.
Ribuan ikan mas milik petani Nagori Marihat Bukit Kecamatan Gunung Malela Simalungun mati mendadak diduga diserang penyakit KHV (koi hervest virus) sepekan terakhir.
Akibatnya petani terancam gagal panen dan merugi jutaan rupiah Suparmin (45), petani ikan mas warga Nagori Marihat Bukit, Kecamatan Gunung Malela Kamis (10/5) mengaku dirinya dan sejumlah petani ikan mas lainnya sangat kecawa dengan lambatnya penanganan Dinas Perikanan dan Peternakan mengatasi masalah petani ikan mas itu.
”Sejak seminggu belakangan, sudah ribuan ikan mas kami yang mati diserang penyakit sejenis virus. Sementara Dinas Perikanan dan Peternakan tidak juga datang meninjau kolam ikan kami,” ujarnya. Dijelaskannya, dalam sehari jumah ikan mas yang mati mencapai tujuh ratus ekor dalam satu kolam.
Akibatnya petani merugi sekitar empat juta rupiah, sementara dia yang memiliki empat kolam ikan, harus menanggung kerugian hingga enam belas juta rupiah, ”Saat ini, harga satu kg ikan mas Rp18 ribu. Sementara tiga ekor ikan mas saya saat ini beratnya satu kilogram, sehingga kalau ada tujuh ratus ekor yang mati, tentunya saya rugi Rp4 juta dalam satu kolam ikan mas. Sementara bagaimana untuk ke depannya tentunya semua ikan mas yang saya miliki akan mati. Soalnya saya hanya mengisi sekitar sepuluh ribu ekor ikan mas dalam satu petak kolam,” jelasnya.
Namun hingga kini penyebaran penyakit ini sudah menjadi hal biasa bagi petani di Nagori Marihat Bukit. Sebab hal ini kerap terjadi setahun sekali. Ironisnya, hingga kini kata para petani ini, obat penyakit ini masih belum ditemukan. Iwan, Pangulu Nagori Marihat Bukit mengaku dirinya menduga terjadinya penyebaran penyakit mematikan ini disebabkan air sungai Bahbolon sudah tercemar akibat limbah industri. Padahal air sungai ini digunakan petani untuk mengairi kolam ikan mas.
”Dugaan saya penyebab terjadinya kematian ikan mas ini, karena banyaknya pencemaran limbah pabrik di sepanjang aliran sungai. Soalnya banyak pabrik yang saat ini membuang limbah ke sungai,” sesalnya. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan, Jony Waldi mengaku pihaknya sudah mengambil contoh ikan mas yang mati di Nagori Marihat Bukit untuk diteliti.
Pihaknya mengeluarkan hasil sementara, ribuan ikan mas yang mati ini diduga kuat terserang penyakit bakteri yang menyerang insang ikan mas. Sehingga dalam tempo beberapa jam, ikan akan mati.
”Kita sudah ambil sample ikan mas. Dan setelah kita analisa, ternyata ikan mas itu diserang bakteri, tandanya siripnya akan pucat dan kehitaman,” ujarnya.
Sementara saat ini, untuk mengatasi permasalahan petani, pihaknya menyarankan agar petani mengosongkan air kolam ikan mas. Selanjutnya dasar lantai kolam diberi kapur jenis dolomite 100 gram untuk satu meter persegi dengan ditabur. Lalu air yang akan dialiri juga harus lebih dahulu disterilkan, supaya bakteri tidak kembali berkembang biak.
Demikian Berita dari Marihat Bukit, Kecamatan Gunung Malela Simalungun. Ikan Mati Mendadak di Marihat Bukit - Petani Rugi Jutaan Rupiah. Semoga permasalahan cepat diatasi. [Becak Siantar]
Sumber : Metro Siantar
Ikan Mas - Ilustrasi / Mesin Pencari |
Ribuan ikan mas milik petani Nagori Marihat Bukit Kecamatan Gunung Malela Simalungun mati mendadak diduga diserang penyakit KHV (koi hervest virus) sepekan terakhir.
Akibatnya petani terancam gagal panen dan merugi jutaan rupiah Suparmin (45), petani ikan mas warga Nagori Marihat Bukit, Kecamatan Gunung Malela Kamis (10/5) mengaku dirinya dan sejumlah petani ikan mas lainnya sangat kecawa dengan lambatnya penanganan Dinas Perikanan dan Peternakan mengatasi masalah petani ikan mas itu.
”Sejak seminggu belakangan, sudah ribuan ikan mas kami yang mati diserang penyakit sejenis virus. Sementara Dinas Perikanan dan Peternakan tidak juga datang meninjau kolam ikan kami,” ujarnya. Dijelaskannya, dalam sehari jumah ikan mas yang mati mencapai tujuh ratus ekor dalam satu kolam.
Akibatnya petani merugi sekitar empat juta rupiah, sementara dia yang memiliki empat kolam ikan, harus menanggung kerugian hingga enam belas juta rupiah, ”Saat ini, harga satu kg ikan mas Rp18 ribu. Sementara tiga ekor ikan mas saya saat ini beratnya satu kilogram, sehingga kalau ada tujuh ratus ekor yang mati, tentunya saya rugi Rp4 juta dalam satu kolam ikan mas. Sementara bagaimana untuk ke depannya tentunya semua ikan mas yang saya miliki akan mati. Soalnya saya hanya mengisi sekitar sepuluh ribu ekor ikan mas dalam satu petak kolam,” jelasnya.
Namun hingga kini penyebaran penyakit ini sudah menjadi hal biasa bagi petani di Nagori Marihat Bukit. Sebab hal ini kerap terjadi setahun sekali. Ironisnya, hingga kini kata para petani ini, obat penyakit ini masih belum ditemukan. Iwan, Pangulu Nagori Marihat Bukit mengaku dirinya menduga terjadinya penyebaran penyakit mematikan ini disebabkan air sungai Bahbolon sudah tercemar akibat limbah industri. Padahal air sungai ini digunakan petani untuk mengairi kolam ikan mas.
”Dugaan saya penyebab terjadinya kematian ikan mas ini, karena banyaknya pencemaran limbah pabrik di sepanjang aliran sungai. Soalnya banyak pabrik yang saat ini membuang limbah ke sungai,” sesalnya. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan, Jony Waldi mengaku pihaknya sudah mengambil contoh ikan mas yang mati di Nagori Marihat Bukit untuk diteliti.
Pihaknya mengeluarkan hasil sementara, ribuan ikan mas yang mati ini diduga kuat terserang penyakit bakteri yang menyerang insang ikan mas. Sehingga dalam tempo beberapa jam, ikan akan mati.
”Kita sudah ambil sample ikan mas. Dan setelah kita analisa, ternyata ikan mas itu diserang bakteri, tandanya siripnya akan pucat dan kehitaman,” ujarnya.
Sementara saat ini, untuk mengatasi permasalahan petani, pihaknya menyarankan agar petani mengosongkan air kolam ikan mas. Selanjutnya dasar lantai kolam diberi kapur jenis dolomite 100 gram untuk satu meter persegi dengan ditabur. Lalu air yang akan dialiri juga harus lebih dahulu disterilkan, supaya bakteri tidak kembali berkembang biak.
Demikian Berita dari Marihat Bukit, Kecamatan Gunung Malela Simalungun. Ikan Mati Mendadak di Marihat Bukit - Petani Rugi Jutaan Rupiah. Semoga permasalahan cepat diatasi. [Becak Siantar]
Sumber : Metro Siantar
loading...
No comments
Berkomentarlah Sesuai Topik. Jangan pasang link atau link tersembunyi di dalam komentar, karena akan kami hapus (pilih Name/URL bila ingin menuliskan URL / Link anda). Kami tidak betanggung jawab Isi komentar anda, oleh karena itu, berlakulah sopan.