Header Ads

Semua Tentang Batak - Batak Network

5 Bulan Terakhir Tak Ada Kabar, Mengaku Kerja di Malaysia, Tiwi Korban Trafficking?

BECAKSIANTAR.COM - Lima bulan sudah, Pratiwi Nilam Santika Tampubolon (27), tak memberi kabar kepada orangtuanya, Elisa Caniago (45). Sang ibunda, yang menduga putrinya sudah menjadi korban trafficking, tak kuasa menahan tetesan air matanya saat bercerita soal kehilangan putri kesayangannya itu, Sabtu (3/3/2018), sekira jam 13.00 Wib.

5 Bulan Terakhir Tak Ada Kabar, Mengaku Kerja di Malaysia, Tiwi Korban Trafficking?
Foto-foto pernikahan Tiwi. (Agus Suhendra/metro24jam.com)

Ditemui di rumahnya, sekaligus tempat dia membuka usaha kedai roti di lokasi objek wisata Karang Anyer, Ny Elisa bercerita. Pratiwi atau biasa disapa mereka Tiwi, sempat berkeluarga dengan seorang pria bernama Kairul Parmadi, warga Kecamatan Galang, Kabupaten Deliserdang.

Sayang, pernikahan itu hanya seumur jagung. Baru tiga bulan menikah, anak ketiga dari 6 bersaudara itu berpisah dengan sang suami. Alhasil, Tiwi pun pulang ke rumah orang tuanya di Huta 8, Nagori Karang Anyer, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun.

Setelah pulang ke rumah itu, sekira bulan Maret 2017 lalu, keluarganya kedatangan seorang nenek-nenek bernama AH (60), warga Jalan Enggang, Kelurahan Sipinggol-pinggol Kecamatan Siantar Barat, Siantar, bermaksud mengajak Tiwi dan menjanjikan pekerjaan di Malaysia.

Saat itu, menurut pengakuan Tiwi, dia mengenal AH ketika bekerja sebagai pembantu rumah tangga di kediaman seorang anggota dewan. Ayah Tiwi saat itu tak percaya, bahwa AH benar-benar akan mengajak putrinya itu bekerja di Malaysia. Namun AH tetap berupaya menyakinkan kedua orangtua Tiwi.

Untuk meyakinkan kedua orangtua Tiwi, AH tak lupa mengiming-imingi gaji jutaan setiap bulan jika bersedia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia. Meski begitu, kedua orangtua Tiwi tetap tak tergoda dan tidak mengizinkan putrinya untuk berangkat.

Namun pagi harinya, Tiwi sudah kabur dari rumah dan kedua orangtuanya baru mendapat kabar pada 7 April 2017. Saat itu Tiwi mengaku sudah berada di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, depan RSU Ananda Putri, Medan di rumah seseorang bernama Ela.

“Sebenarnya, saya tak mengizinkan Pratiwi berangkat. Tapi, dia kabur dari rumah. Mungkin dibujuk rayu si AH itu,” tutur Ny Elisa sedih mengingat putrinya itu.

Hampir sebulan kabur dari rumah, tepatnya 10 Mei 2017, Ny Elisa kemudian mendapat telepon dari No +60127366669, yang ternyata dari Tiwi. Saat itu putrinya itu mengaku sudah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah keluarga turunan India Pakistan, yang beralamat di Jalan Timah Kluang Jaya No 37, Desa Harmoni, Batu Pahat, Johor, Malaysia.

Selanjutnya, Elisa mengaku mendapat kabar, bahwa Tiwi diserahkan oleh Ela kepada agen yang berada di Malaysia bernama Emi. Bahkan, Emi sempat berkomunikasi menggunakan telepon seluler dengan nomor +60167651815 dan terakhir berkomunikasi pada tanggal 3 September 2017.

Namun, setelah itu tidak pernah lagi ada komunikasi karena nomor tersebut sudah tidak aktif.

5 Bulan Terakhir Tak Ada Kabar, Mengaku Kerja di Malaysia, Tiwi Korban Trafficking?
Ny Elisa. (Agus Suhendra/metro24jam.com)

Dalam pembicaraan terakhir, perempuan yang mengaku bernama Emi itu juga sempat berjanji kepada Ny Elisa, bahwa dia akan menguruskan Paspor ke Malaysia, agar bisa berjumpa dengan Tiwi.

Seiring tidak aktifnya nomor telepon tersebut, paspor yang dijanjikan juga tak pernah sampai ke Indonesia. “Waktu saya mempertanyakan keberadaan Tiwi anak saya kepada AH, malah menganjurkan keluarga agar berdoa dan berjanji akan mencari Tiwi dalam waktu dekat ini,” ujar Elisa lagi.

“Terakhir kami berkomunikasi dengan Tiwi, tanggal 5 Oktober 2017. Kabarnya si Ela yang membawa Tiwi ke Malaysia, setelah diserahkan oleh AH warga Kota Siantar,” sebut Ny Elisa lagi terus berurai air mata.

Sejak itu, pihak keluarganya terus mencari keberadaan Tiwi di beberapa tempat. Istri dari Antoni Tampubolon (56) itu akhirnya menduga, bahwa putri mereka itu sudah menjadi korban perdagangan manusia atau trafficking.

“Sekarang sudah jalan lima bulan saya tak tahu sama sekali, di mana kini Tiwi berada,” sedihnya.

Kabar terakhir yang diterima membuat Ny Elisa sekeluarga bertambah gundah gulana. Dari seorang adiknya yang bermukim di Lorong 20, Siantar, Tiwi disebut sudah meninggal dunia dalam kecelakaan bus di Johor Malaysia, pada 11 Februari 2018 lalu.

“Kabar itu didapat adik saya dari warga Malaysia bernama Amran pada bulan Februari 2018, melalui fecebook. Kami coba, menghubungi telepon seluler majikan Tiwi, Jumat malam kemarin (Jumat, 2/3/2018), jam 23.00 wib, nada dering telepon selulernya aktif namun tidak dijawab,” jelasnya.

Saat ini, keluarga Tiwi yang terus resah, berharap bisa mengetahui keberadaan Tiwi dan perusahaan mana yang mempekerjakannya. Untuk itu, Ny Elisa dan keluarga sangat berharap Tiwi kembali ke Indonesia dengan selamat.

Sementara itu, Tri Utomo selaku Ketua Lembaga Pemerhati Anak & Perempuan (LPAP) Siantar-Simalungun, ketika dihubungi mengatakan bahwa keluarga Tiwi memang pantas cemas karena tidak ada kabar berita sama sekali.

“Kami curiga, ini praktik trafficking,” ujarnya.

Untuk itu, Tri Utomo berjanji akan mencoba melakukan investigasi. Terutama mencoba mencari keterangan dan dalam waktu dekat akan menemui keluarga Tiwi untuk melacak keberadaan Tiwi.

Karena dari keterangan keluarga Tiwi akan dihimpun berbagai data untuk diselusuri. Sehingga, terkuak dimana Tiwi berada. *


Sumber: metro24jam.com
loading...

No comments

Berkomentarlah Sesuai Topik. Jangan pasang link atau link tersembunyi di dalam komentar, karena akan kami hapus (pilih Name/URL bila ingin menuliskan URL / Link anda). Kami tidak betanggung jawab Isi komentar anda, oleh karena itu, berlakulah sopan.

Powered by Blogger.